Puisi yang sengaja kutulis
Di atas tubuhku
Mata pena tinta darah
Melumuri dadaku yang pasrah
Ku robek dadaku sendiri
Ketika segalanya tak lagi menghendaki
Ujung mata pena itu diasah
Dan dibasuh oleh basah matamu
Kekasih
Probolinggo, 2021
Baca Juga: Anak Kecil dan Puisi Lainnya
Menulis Puisi
Sejak cinta tak lagi membutuhkan mulut dan telinga
Barangkali ada yang ingin kau sampaikan diam-diam
Maka tulislah sebuah puisi
Esok, lusa, atau kapan pun waktunya
Puisi itu akan jadi pelukan paling hangat
Yang akan menenangkan getaran asing dalam tubuhmu
Probolinggo, 2021
Baca Juga: PUISI DAN PEREMPUAN YANG SEDANG CEMBURU
Segalanya
Aku akan melangkah ke mana saja
Asal Kau tujuannya
Aku akan membaca apa saja
Asal Kau yang menulisnya
Aku akan menulis apa saja
Asal Kau lontarnya
Aku akan mendengar apa saja
Asal dariMu segalanya
Aku akan melakukan apa saja
Asal ada Kau di sana
Probolinggo, 2021
Baca Juga: Salah Arah dan Puisi Lainnya
Pada Segala-Mu
Kini aku telah sampai kembali
Maka temui aku
di gerbang tadarus panjang ini
Aamiin
Probolinggo, 2021
Baca Juga: Romantisme dalam “Aku Ingin”
Ku Cari Kau
Di antara gigil malam yang telah sengaja
Kau cipta untuk membekukan segala ingatan itu
Telah ku cari Kau di puncak doa
Dan ku temukan keheningan panjang
Hening. Panjang. Lalu hilang.
Probolinggo, 2021
Baca Juga: Segenggam Mawar dan Puisi Lainnya
Bukan penyair, bukan mahasiswa, bukan penikmat kopi, dan bukan yang lainnya. Karena penulis memang bukan siapa-siapa, cukup sekedar teman katanya. Biaaaahhhh! |