Mainmain – Mahasiswa atau Pelajar sering mendapatkan tugas untuk membuat karya ilmiah sebagai ujian pada mata pelajaran atau kuliah tertentu. Dalam Pembuatan karya ilmiah harus dimulai dengan 3 hal dulu, yaitu : Topik, Tema, dan Judul tulisan. Tidak jarang yang masih bingung membedakan 3 hal tersebut. [ads1]
Kita urai dulu secara singkat untuk memberikan dasar sehingga tidak terjadi kerancuan dalam pembuatan karya ilmiah. Topik bisa dikatakan baik jika topik tersebut mencakup keseluruhan dari isi bahasan, serta mampu menjawab pertanyaan atau masalah yang akan dibahas. Tema adalah pokok pemikiran yang akan dibahas dalam sebuah karya. Judul adalah nama, label atau kepala bahasan atau bisa juga disebut penanda karya yang harus sesuai dan berhubungan dengan tema tulisan.
Ibarat topik adalah suatu hal yang masih luas, maka tema adalah isi pokok dari bahasan
Secara singkat sudah jelaas perbedaanya, namun masih sering muncul pertanyaan, samakah antara topik dan judul ? jawabannya jelas berbeda. [ads2]
Topik adalah pokok pembicaraan, sedangkan Judul adalah nama, merek, atau lebel dari sebuah karya. Umumnya seorang penulis menentukan topik terlebih dahulu sebelum membuat karya tulisan, sedangkan pembaca menemukan judul sebelum membaca. Mulai dari sini sudah terlihat jelas kan perbedaanya. [ads1]
Baca Juga: Merdeka 100% dari Pandemi
Bagaimana Menentukan Topik ?
Sebuah karya tulis ilmiah harus mempertimbangkan beberapa hal untuk menentukan topik [ads1]
- Bermanfaat. Sudah sangat jelas bahwa sebuah topik harus bermanfaat bagi kebutuhan pembaca, dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca.
- Menarik. Tanpa daya Tarik tidak akan ada yang yang mau membaca, bagi penulis pun juga merasa malas karena tidak tertarik.
- Aktual. Siapa sih yang menginginkan suatu hal yang sudah lama? Apalagi sudah sering dibahas. Karya ilmiah harus mengikuti perkembangan dinamika problematika yang sedang terjadi.
- Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang luas akan menyulitkan penulis sendiri maupun pembaca karena tidak focus dan membutuhkan jangkauan yang luas, sedangkan topik yang terlalu sempit akan membuat bosan dan tidak menarik untuk dibaca.
Baca juga: Tanpa Jawaban, Sajak Hati, Elok tak Berguna, Lilin yang Kecewa
Sudah terlalu banyak Karya Ilmiah
Bagaimana membuat Karya Ilmiah yang bagus dan berbeda?
Tenang, jawaban dari pertanyaan ini adalah “banyak membaca” dalam bahasa keren “State Of The Art (SOTA) ” lebih menarik bukan? State Of The Art adalah metode dengan cara menarik kesimpulan yang diperoleh melalui penelusuran terhadap literatur dan informasi tentang bagaimana perkembangan penelitian yang sedang banyak diiteliti dan tertuang dalam karya ilmiah. [ads2]
Dengan banyak membaca atau SOTA kita akan mengetahui dan tidak menulis ulang karya yang sudah pernah dilakukan dan tentunya tidak mubdzair serta membaung tenaga.
Baca juga: Menurut Arswendo, Mengarang Itu Gampang
Karya Ilmiah seperti apa sih yang bagus dan menarik?
Hal baru dan penting pasti menarik. Jawaban singkat ini sudah jelas kan? Dalam sebuah karya ilmiah hal baru disebut Novelity. Novelity dalam sebuah penelitian atau karya ilmiah adalah sesuatu yang penting, terkait dengan dinamisasi, dan berkelanjutan, serta bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Karya Ilmiah yang Novelity setidaknya akan membuahkan 3 hal dalam penelitian. [ads1]
- Kontribusi. Memberikan dampak positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dari penelitian yang dilakukan.
- Orisinalitas. Bukan merupakan karya hasil plagiat.
- Update. Menambah pengetahuan secara teoritis maupun praktik dari suatu disiplin ilmu.
Seberapa berkualitas judulmu?
Pada penelitian kuantitatif judul yang bagus harus menunjukkan arah korelasi, focus, dan jelas menunjukkan posisi independent variable dan dependent variable. Sebagai contoh “Hubungan Gaya Belajar tehadap Prestasi Siswa”. “gaya belajar” adalah independent variable, dan “prestasi siswa” adalah dependent variable.
Baca Juga :
– Literasi Nutrisi penunjang generasi produktif
– Ubah Mindset dan Jadilah Orang Hebat
Menulis Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak adalah ringkasan dari isi karya ilmiah. Sehingga pembaca dengan mudah mengetahui informasi singkat mengenai pembahasan dalam karya tersebut. Pada umumnya abstrak ditulis satu paragrapf dengan 150 sampai 200 kata yang mencakup latar belakang, metode penelitian, dan temuan penelitian.
Baca juga: Membaca Gunter Grass Lewat Tempat yang Sulit
Kata kunci dalam abstrak umumnya disebutkan tiga sampai empat kata saja. Dengan melihat kata kunci tersebut pembaca diharapkan mengetahui hal-hal penting yang akan menjadi bahasan dalam sebuah karya imliah. [ads2]
Membuat Kesimpulan Secara Ringkas, Padat, dan Jelas
Masih banyak yang kurang tepat dalam menulis kesimpulan. Persoalan yang dibahas apa saja akan tetapi jawaban dari pertannyaanya tidak nyambung. Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan mestinya ditulis secara ringkas dalam bentuk uraian kaliamat, tidak ada lagi bahasan, kutipan, papan grafik maupun gambar, dan isi kesimpulan adalah jawaban dari pertanyaan yang dibahas. [ads1]
Baca Juga :
– Belajar dari Mimpi yang Akhirnya Terwujud
– 3 Tips Menulis Artikel Menarik di Blog