“Tenggelamnya Kapal van der Wijck” adalah sebuah film drama romantis Indonesia yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Film ini disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduksi oleh Soraya Intercine Films.
Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Zainuddin (diperankan oleh Herjunot Ali) yang berasal dari keluarga miskin di Sumatera Barat. Ia jatuh cinta kepada seorang gadis cantik keturunan Belanda bernama Hayati (diperankan oleh Pevita Pearce) yang juga berasal dari keluarga yang kaya. Namun, hubungan mereka dihalangi oleh perbedaan agama dan status sosial.
Ketika pernikahan mereka ditentang oleh keluarga Hayati, Zainuddin memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya dan mencari keberuntungan di Jakarta. Di Jakarta, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Azizah (diperankan oleh Revalina S. Temat) yang kemudian menjadi istrinya. Namun, meski sudah menikah dengan Azizah, Zainuddin tetap tidak bisa melupakan Hayati.
Suatu ketika, Kapal van der Wijck, kapal yang membawa Hayati dan keluarganya, tenggelam di perairan Selat Sunda. Zainuddin pun berusaha menyelamatkan Hayati dan keluarganya, tetapi Hayati meninggal dalam pelukannya.
Film ini mengambil latar belakang pada zaman kolonial Belanda di Indonesia dan memperlihatkan konflik antara budaya timur dan barat, perbedaan kelas sosial, dan perbedaan agama. Selain itu, film ini juga menghadirkan pemandangan alam yang indah dari Sumatera Barat dan Jakarta.
“Tenggelamnya Kapal van der Wijck” sukses mendapatkan banyak penghargaan di Indonesia, termasuk Piala Citra untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2013. Film ini juga sukses di pasaran dengan meraih lebih dari 3,5 juta penonton di bioskop.
Secara keseluruhan, “Tenggelamnya Kapal van der Wijck” adalah film yang menarik dan menggugah perasaan penonton dengan plot yang menegangkan dan akting yang kuat dari para pemerannya. Film ini juga menghadirkan pesan yang kuat tentang cinta, pengorbanan, dan perbedaan. Jika Anda belum menonton film ini, saya sangat merekomendasikannya untuk Anda tonton.
Riview Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah sebuah film drama romantis yang mengambil latar belakang pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Film ini mengisahkan tentang kisah cinta yang penuh dengan konflik, ketidaksetaraan, dan tragis.
Film ini mampu menarik perhatian saya dengan ceritanya yang kuat dan menggugah perasaan. Plot cerita yang menegangkan, dipadu dengan akting para pemerannya yang kuat, membuat film ini begitu menghibur dan mengesankan.
Herjunot Ali dan Pevita Pearce berhasil membawa peran masing-masing dengan baik, dengan kemampuan akting yang memukau. Chemistry mereka yang kuat dan terlihat begitu natural, membuat saya merasa seolah-olah mereka benar-benar jatuh cinta satu sama lain. Revalina S. Temat juga berhasil membawa karakter Azizah, istri Zainuddin, dengan baik dan mengesankan.
Selain itu, visual dari film ini juga sangat menarik, dengan pengambilan gambar yang indah dari Sumatera Barat dan Jakarta. Tidak hanya itu, soundtrack-nya juga sangat memukau dan berhasil memperkuat suasana dan emosi dalam film.
Namun, film ini juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa adegan terasa terlalu panjang dan lambat, dan mungkin bisa dipangkas untuk membuat cerita lebih dinamis dan padat. Selain itu, ada juga beberapa stereotip yang terasa mengganggu, seperti penggambaran karakter Belanda yang terlihat sangat buruk dan kasar.
Secara keseluruhan, Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah sebuah film yang sangat menghibur dan mengesankan. Dengan plot yang menegangkan dan akting para pemerannya yang kuat, film ini berhasil menarik perhatian saya sejak awal hingga akhir. Meskipun ada beberapa kekurangan, film ini tetap sangat direkomendasikan untuk ditonton, terutama bagi mereka yang suka dengan film drama romantis yang penuh dengan konflik dan tragis.