Suasana panas terasa di pagi itu. Sang fajar baru saja merangkak naik, namun udara terasa sudah tak nyaman. Soekarno berjalan pelan di teras rumahnya, menghirup udara pagi sambil menatap ke kejauhan. Pikirannya melayang ke masa lalu, saat ia masih bergabung dengan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno terlahir di Surabaya pada tahun 1901. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru agama di sekolah dasar setempat. Soekarno menghabiskan masa kecilnya di Surabaya dan bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School, sebuah sekolah dasar untuk anak-anak pribumi.
Ketika Soekarno berusia 17 tahun, ia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Budi Utomo. Di sana, ia terpapar dengan ide-ide nasionalisme dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Soekarno menjadi semakin tertarik pada gerakan kemerdekaan dan bergabung dengan organisasi Sarekat Islam, sebuah organisasi yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum pribumi.
Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Budi Utomo, Soekarno pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di TH Delft, sebuah universitas teknik. Namun, di Belanda, Soekarno malah semakin terpapar dengan ide-ide sosialisme dan nasionalisme. Ia bergabung dengan organisasi pergerakan Indonesia di Belanda dan terlibat dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Setelah kembali ke Indonesia, Soekarno semakin terlibat dalam gerakan kemerdekaan. Ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927 dan menjadi pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia. Soekarno bersama para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia lainnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Soekarno menjadi presiden pertama Indonesia. Ia memimpin negara selama lebih dari 20 tahun, dan dianggap sebagai bapak pendiri negara Indonesia. Soekarno dikenal sebagai seorang orator ulung dan memiliki kemampuan untuk mempersatukan rakyat Indonesia.
Namun, masa kepresidenan Soekarno juga diwarnai dengan kontroversi. Ia dianggap terlalu otoriter dan terlalu terikat pada ideologi sosialisme. Pada tahun 1965, Soekarno dijatuhkan dari kekuasaan dalam kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Suharto.
Soekarno meninggal dunia pada tahun 1970, tetapi warisannya dalam sejarah Indonesia tetap terus hidup. Ia dianggap sebagai pahlawan nasional dan dihormati oleh banyak orang Indonesia. Banyak gedung, jalan, dan tempat umum di Indonesia yang diberi nama Soekarno, sebagai bentuk penghormatan pada sosok yang berjuang keras