Buku “Bukan 350 Tahun Dijajah” adalah sebuah karya yang mengeksplorasi peran Indonesia dalam kejadian sejarah dunia. Buku ini ditulis oleh sejarawan Indonesia yang terkenal, Asvi Warman Adam, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2015. Dalam buku ini, Asvi Warman Adam membahas peran dan kontribusi Indonesia dalam perjalanan sejarah global, dan menantang pandangan bahwa Indonesia hanya menjadi negara yang pasif selama berabad-abad.
Asvi Warman Adam menulis buku ini sebagai respons terhadap pandangan tradisional bahwa Indonesia selama 350 tahun berada di bawah penjajahan Belanda dan hanya menjadi konsumen sejarah dunia. Dia menunjukkan bahwa pandangan tersebut kurang akurat dan sering kali mengabaikan kontribusi Indonesia dalam perjalanan sejarah global.
Dalam buku “Bukan 350 Tahun Dijajah”, Asvi Warman Adam membahas kontribusi Indonesia dalam bidang kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Dia menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peradaban dunia jauh sebelum masa penjajahan Belanda.
Misalnya, Asvi Warman Adam menunjukkan bagaimana kerajaan-kerajaan Indonesia seperti Sriwijaya dan Majapahit telah memiliki pengaruh yang besar dalam perdagangan internasional dan perkembangan seni dan budaya di Asia Tenggara. Dia juga menunjukkan bagaimana peran Indonesia dalam perjuangan melawan penjajahan dan kontribusinya dalam mengembangkan gerakan kemerdekaan di Asia dan Afrika.
Buku “Bukan 350 Tahun Dijajah” adalah sebuah karya sejarah yang penting karena menantang pandangan tradisional tentang peran Indonesia dalam sejarah dunia. Buku ini mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki sejarah dan budaya yang kaya dan beragam, dan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap peradaban dunia. Karya ini juga mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan peran Indonesia dalam perjalanan sejarah global dan untuk menghargai warisan budaya dan sejarah Indonesia.
Namun, buku ini juga menjadi sumber kontroversi dan debat di kalangan sejarawan dan akademisi. Beberapa kritikus menganggap bahwa buku ini cenderung membesar-besarkan peran Indonesia dalam sejarah dunia dan mengabaikan peran penting negara-negara lain. Selain itu, ada juga kritik bahwa buku ini tidak cukup membahas kekurangan dan tantangan yang dihadapi Indonesia, baik pada masa penjajahan maupun setelah kemerdekaan.
Dalam kesimpulan, buku “Bukan 350 Tahun Dijajah” adalah karya sejarah yang menarik dan penting karena menantang pandangan tradisional tentang peran Indonesia dalam sejarah dunia. Karya ini memberikan gambaran yang lengkap dan beragam tentang kontribusi Indonesia dalam berbagai bidang. Namun, buku ini juga perlu dibaca dengan kritis dan dipertimbangkan dengan konteks sosial dan politik pada saat itu.
Dalam buku “Bukan 350 Tahun Dijajah”, Asvi Warman Adam juga mengkritik pendidikan sejarah di Indonesia yang cenderung mengajarkan pandangan yang sempit dan kurang akurat tentang sejarah negara. Menurutnya, pendidikan sejarah harus memperluas pandangan dan memasukkan sudut pandang yang beragam, sehingga siswa dapat memahami peran dan kontribusi Indonesia dalam perjalanan sejarah global.
Buku ini juga menarik perhatian banyak pembaca karena mengangkat isu-isu yang relevan dengan kondisi politik dan sosial Indonesia saat ini. Sebagai contoh, Asvi Warman Adam membahas tentang ketimpangan ekonomi dan kekayaan alam di Indonesia, dan bagaimana hal tersebut terkait dengan sejarah penjajahan dan kebijakan-kebijakan pemerintah setelah kemerdekaan.
Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, buku ini juga kontroversial dan menjadi sumber perdebatan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa buku ini cenderung memperdebatkan peran Indonesia dalam sejarah dunia dengan membesar-besarkan kontribusinya, sementara mengabaikan kontribusi negara-negara lain.
Selain itu, buku ini juga dianggap kurang kritis terhadap peran pemerintah Indonesia, khususnya dalam konteks perekonomian dan lingkungan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa buku ini seharusnya lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah dan mendorong perubahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dalam kesimpulannya, buku “Bukan 350 Tahun Dijajah” adalah sebuah karya sejarah yang menarik dan membuka pandangan baru tentang peran Indonesia dalam sejarah dunia. Namun, buku ini juga perlu dibaca dengan kritis dan dipertimbangkan dengan konteks sosial dan politik pada saat itu. Pembaca juga harus mempertimbangkan perspektif lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan akurat tentang peran Indonesia dalam perjalanan sejarah global.