SEPERSEKIAN DETIK
Sepersekian detik,
Tawa renyah mu terdengar
Segera ku tutup telinga.
Sepersekian detik,
Wajahmu melintasi khayal
Aku segera membuka mata
Sepersekian detik,
Bekas genggammu menusuk telapak tangan, sedang yg ku peluk hampa jua
Hanya sepersekian detik,
Namun rindu yang datang setelahnya begitu mengusik
Menoreh pilu,
Kembali lebam segumpal hati yang sempat sembuh itu.
Baca juga :
– Cowok Suka Masak Dipuji, Cewek Suka Masak Kok Disepelekan?
– MAKAN PAGI PITO
MENYERAH
Tuan, sekarang hari apa?
Biar saya catat dalam kalender hidup saya
Akan saya lingkari dengan nama
“Hari terakhir bahagia”
Tuan, setelah singgah di saya
Tuan hendak kemana?
Bukankah tuan tak pandai memahami wanita?
Berhati-hatilah tuan, jangan bermain-main dengan rasa
Tuan, ini saya titipkan segenap kenangan
Sedikit harapan serta seberkas perasaan
Jaga baik-baik!
Semoga bermanfaat diperjalanan
Jika tuan bosan, tak apa, jangan dipaksakan
Saya tak bisa menerima rasa yang lahir dari kesepian
Jika tuan tak suka, tak apa
Saya ingin tuan bahagia, itu saja
Baca juga :
– Sebuah Seni Memahami Perempuan
– Lewis Capaldi dan Lambang Harapan