“Buku Pelangi Tanpa Warna” adalah sebuah novel yang ditulis oleh Gita Savitri Devi. Novel ini diterbitkan pada tahun 2015 oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku ini menceritakan kisah cinta segitiga yang rumit antara tiga karakter utama: Dara, Moza, dan Reza.
Dara, Moza, dan Reza adalah tiga sahabat yang tumbuh bersama di lingkungan yang sama sejak kecil. Dara, seorang gadis cantik dan cerdas, terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dengan Moza, sahabatnya yang berjenis kelamin perempuan. Moza, yang sebenarnya mencintai Dara, tidak tahan melihat Dara yang tidak bahagia bersama pacarnya yang kasar dan posesif, Reza.
Kisah dalam buku ini dipenuhi dengan konflik dan emosi yang kompleks. Ketiganya harus menghadapi rasa cinta dan persahabatan yang rumit, kesalahpahaman, kecurigaan, serta ketidakpercayaan satu sama lain. Namun, di tengah-tengah segala konflik tersebut, Dara, Moza, dan Reza tetap saling terikat oleh kebersamaan dan masa lalu yang mereka bagikan.
Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah karakter-karakter yang dibangun dengan sangat baik. Pembaca dapat merasakan emosi dan perasaan dari setiap karakter dengan baik. Selain itu, novel ini juga berhasil mengangkat isu-isu yang kompleks seperti identitas gender, ketidakadilan sosial, dan stereotip gender. Buku ini menyuguhkan pesan tentang pentingnya cinta, kebahagiaan, dan kepercayaan diri dalam menjalani hidup.
“Buku Pelangi Tanpa Warna” adalah sebuah novel yang memikat dan menyentuh hati. Novel ini dapat menginspirasi pembaca untuk lebih memahami diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan berani mengambil keputusan yang tepat dalam hidup. Novel ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang ingin merenungkan makna dari persahabatan dan cinta, serta yang ingin mengeksplorasi isu-isu yang kompleks dalam masyarakat saat ini.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami namun tetap memikat dan menjaga ketertarikan pembaca sepanjang cerita. Penulis juga berhasil memadukan elemen-elemen romantis, drama, dan misteri dengan baik sehingga membuat pembaca terus ingin mengetahui bagaimana kelanjutan kisah cinta segitiga antara Dara, Moza, dan Reza.
Buku Pelangi Tanpa Warna mengajarkan kita bahwa cinta tidak selalu mudah, terlebih lagi dalam kondisi yang rumit seperti kisah segitiga ini. Namun, bukan berarti cinta tidak bisa ditemukan di situasi yang sulit, asal kita berani memilih dan mengambil keputusan yang tepat.
Novel ini juga memberikan pesan penting tentang pentingnya menerima diri sendiri dan tidak takut untuk menjadi diri sendiri, terlepas dari apapun stereotip atau norma yang ada di masyarakat. Novel ini juga memotret realitas masyarakat saat ini tentang isu gender, ketidakadilan, dan peran sosial yang diberikan oleh masyarakat.
Secara keseluruhan, “Buku Pelangi Tanpa Warna” adalah sebuah novel yang emosional dan menarik, dengan karakter yang kuat dan terasa hidup, serta pesan moral yang menginspirasi. Novel ini cocok untuk pembaca yang mencari kisah cinta yang rumit namun menghibur dan memberikan pelajaran tentang kehidupan. Bagi para pembaca yang menyukai genre romance, drama, dan misteri, buku ini patut masuk dalam daftar bacaan wajib.
Riview Buku Buku Pelangi Tanpa Warna
“Buku Pelangi Tanpa Warna” adalah sebuah novel yang ditulis oleh Gita Savitri Devi. Novel ini menceritakan kisah cinta segitiga yang rumit antara tiga karakter utama: Dara, Moza, dan Reza. Novel ini menarik perhatian pembaca karena mampu membawa pembaca ke dalam dunia yang rumit namun menarik, yang diisi dengan konflik dan emosi yang kuat.
Novel ini berhasil membangun karakter-karakter yang kompleks dan bercerita dari perspektif masing-masing karakter, sehingga pembaca dapat memahami emosi dan perasaan dari setiap karakter dengan baik. Hal ini membuat pembaca dapat merasakan seakan-akan mereka juga ikut terlibat dalam kisah cinta segitiga tersebut.
Selain itu, novel ini berhasil mengangkat isu-isu yang kompleks seperti identitas gender, ketidakadilan sosial, dan stereotip gender. Buku ini menyuguhkan pesan tentang pentingnya cinta, kebahagiaan, dan kepercayaan diri dalam menjalani hidup.
Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami namun tetap memikat dan menjaga ketertarikan pembaca sepanjang cerita. Penulis juga berhasil memadukan elemen-elemen romantis, drama, dan misteri dengan baik sehingga membuat pembaca terus ingin mengetahui bagaimana kelanjutan kisah cinta segitiga antara Dara, Moza, dan Reza.
Namun, beberapa kritikus dan pembaca menilai bahwa plot dalam novel ini terlalu rumit dan membingungkan. Ada beberapa konflik yang terlalu banyak dan mungkin bisa disederhanakan sehingga tidak terlalu membingungkan pembaca. Selain itu, karakter Dara dan Moza terkadang terlihat terlalu dramatis dan cenderung tidak realistis.
Secara keseluruhan, “Buku Pelangi Tanpa Warna” adalah sebuah novel yang emosional dan menarik, dengan karakter yang kuat dan terasa hidup, serta pesan moral yang menginspirasi. Novel ini cocok untuk pembaca yang mencari kisah cinta yang rumit namun menghibur dan memberikan pelajaran tentang kehidupan. Bagi para pembaca yang menyukai genre romance, drama, dan misteri, buku ini patut masuk dalam daftar bacaan wajib.