Bukan Rusia! China Disebutkan Jadi Pemegang Kunci Perang Dunia 3

China disebutkan menggenggam kunci Perang Dunia 3 dengan manfaatkan perselisihan yang sedang terjadi di antara Rusia dan Ukraina. Kolumnis New York Times Thomas Friedman mengingatkan pada jika China bisa menggerakkan perselisihan Rusia-Ukraina jadi “perang dunia sejati”.

Dalam Meet the Press NBC, ia memandang China ingin perang di Ukraina berkelanjutan karenanya membuat Amerika Serikat (AS) terlilit dan membuat stock persenjataan tipis.

Menurut dia, China akan “menyenangi Rusia yang kurang kuat yang mau tak mau tergantung secara ekonomi dari mereka”, menambah jika China tidak “inginkan Rusia yang roboh”.

“Itu ialah signal yang buruk sekali untuk Taiwan bila Barat bisa jatuhkan Rusia . Maka, saya berpikir China kemungkinan cemas mengenai itu. Tetapi saya berpikir Anda tidak dapat membesar-besarkan begitu keutamaan bila China lakukan itu, karena itu ini bisa menjadi perang dunia yang sebetulnya. Itu mempengaruhi tiap pasar global dan kita ada di dunia yang betul-betul baru,” ucapnya, diambil dari Newsweek, Senin (20/2/2023).

Dalam pada itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menjelaskan ia mengingatkan partnernya dari China mengenai “resiko serius” karena memberikan dukungan Rusia dalam perangnya menantang Ukraina.

Saat ditanyakan bukti apa yang AS punyai untuk menunjukkan jika China sedang menimbang untuk memberi kontribusi mematikan ke Rusia, Blinken menjawab jika China seperti bermain dua kaki.

“China coba memperoleh ke-2 nya. Secara terbuka mereka tampilkan diri sebagai negara yang berusaha untuk perdamaian di Ukraina, tapi kami sudah menyaksikan sepanjang beberapa bulan akhir ini, pengadaan kontribusi tidak mematikan langsung menolong dan memberikan dukungan usaha perang Rusia,” tuturmya.

Menurut dia, China bahkan juga benar-benar menimbang untuk memberi kontribusi mematikan ke Rusia walau belum dilaksanakan sampai sekarang ini.

Pensiunan Letnan Jenderal Mark Hertling, bekas panglima Angkatan Darat AS Eropa, menjelaskan ke Newsweek jika sebagai kebutuhan China untuk menyaksikan AS terus memberikan dukungan Ukraina.

“Sementara AS dan beberapa negara barat yang lain menyuplai senjata, support, dan intelijen dalam perjuangan eksistensial Ukraina untuk memperoleh kembali kendalian atas tepian kedaulatan mereka, China bisa meluaskan capaian vital mereka di beberapa daerah di luar tepian mereka sekalian terus menangani rintangan lokal mereka sendiri,” ucapnya.

Seirama, pensiunan Letnan Jenderal Ben Hodges dan bekas komandan Angkatan Darat AS Eropa, menjelaskan ke Newsweek semakin terang jika China dengan aktif memberikan dukungan Rusia dengan kontribusi, walau usaha melakukan pas di bawah tingkat ancaman.

“Perang di Ukraina tidak terpisah dari teror China di teritori Indo-Pasifik. Pertahanan kebebasan dari otokrasi (Rusia, China, Iran, Korea Utara) dan pertahanan aturan internasional berbasiskan ketentuan (Piagam PBB) , kedaulatan, kebebasan navigasi, penghormatan pada hak asasi manusia), jalan lewat Ukraina.”

Tinggalkan komentar