Cerpen Perjanjian Bersejarah Sabdoparlon

Ini Isi Ramalan Sabdo Palon yang Bisa dibuktikan Betul

Sabdo Palon dipercaya sebagai seorang penasihat raja paling akhir Majapahit, Prabu Brawijaya V, sekalian peramal ulung. Hingga kini, ramalan Sabdo Palon terus hidup dalam kultur warga Jawa.

Satu diantaranya ialah kedatangan penjajah Belanda yang disebut sebagai kebo bule mripat silver. Ramalan ini dihubungkan dengan kehadiran Belanda yang selanjutnya menjajah Indonesia sepanjang 3,5 era.

Figur Sabdo Palon sering dipertemukan dengan Naya Genggong. Dikutip dari literatur yang berada di situs ejournal.purpesnas.go.id dengan judul Sabdapalon Nayanggenggong Tagih Janji: Arti dan Pengetahuan dari Periode ke Periode, Jumat (21/1/2022), secara harafiah Sabda Palon dan Naya Genggong mengadung pemahaman untuk jadi dasar/pegangan yang menempel pada ke-2 figur punakawan itu.

“Sabdo” datang dari kata “Sabda” atau “pengucapan/firman” dan “Palon” ialah “pegangan.” Berdasar pengertian dasarnya, Palon mempunyai makna kayu pengancing terkadang ternak (Dr. Sigit Hardiyanto.MA: Ramalan Ghaib Sabdo Palon Naya Genggong). Dan “Naya” mempunyai makna “penglihatan/penilaian,” seterusnya “Genggong” mempunyai makna “keabadian.”

Jadi Sabdo Palon dan Naya Genggong pada umumnya dan keseluruhnya bermakna pegangan dengan berdasarkan atas kondisi yang berjalan terjadi secara terus-menerus dan kekal. Pengertian panggilan berikut yang digenggam oleh ke-2 punakawan saat mereka tinggalkan Prabu Brawijaya V.

Sabdo Palon dan Naya Genggong menjelaskan masalah munculnya agegaman kawruh atau agama kawruh. Dalam pengertiannya, kawruh datang dari kata awal dengan bahasa Jawa, yakni weruh yang bermakna ketahui yang selanjutnya disimpulkan sebagai ilmu dan pengetahuan dan tehnologi (IPTEK).

Seperti yang telah dijumpai, IPTEK sekarang ini berkembang cepat, terutamanya di bagian tehnologi info sebagai alat/senjata perkembangan jaman.

Ramalan Sabdo Palon
Aktualisasi ramalan yang lain di periode saat ini ialah pada perubahan saluran keyakinan yang diramalkan terjadi pada 500 tahun sesudah robohnya Kerajaan Majapahit di mana 500 tahun itu terhitung semenjak 1400 Sakadan jatuh pada 1978.

Waktu itu, pas pada 10 November, Tubuh Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa “Rila” dibangun oleh Drs. Soetadi yang disebut wujud perubahan dari tuntunan Laskar Geriliya Maram “Rila” yang ada di Yogyakarta di bawah bimbingan R. Aliman.

Dalam pada itu, sama seperti yang dikabarkan Solopos.com, ramalan Sabdo Palon dan Naya Genggong yang paling polemis ialah keruntuhan Islam di Tanah Jawa yang terhuitung 500 tahun sesudah kehancuran Kerajaan Majapahit. Bait ramalan yang dikenal juga dengan Sabdo Palon tagih janji itu memperkirakan jika Agama Budi akan balik berdiri jadi satu di tanah Jawa.

Ramalan ini adalah yang masih belum teralisasi karena walau 500 tahun berakhir dan sampai sekarangpun, Agama Islam di Jawa saat ini masih kuat kehadirannya di tanah Jawa.

Tinggalkan komentar