Foto: Tim KKN 120 Kelompok 184 UIN Sunan Kalijaga
Tidak dapat dipungkiri, bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada hampir semua lini kehidupan. Salah satu dampak yang sangat terasa ialah pada sektor wisata. Hal ini dikarenakan tempat-tempat wisata harus ditutup guna mencegah penularan virus Covid-19.
Umumnya, tempat wisata menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk melepas penat, mencari hiburan dan menghabiskan waktu bersama keluarga, sahabat atau rekan kerja. Penutupan lokasi wisata merata hampir di seluruh penjuru Kota Yogyakarta, yang notabene merupakan salah satu tujuan favorit wisata di Indonesia, memberikan dampak yang tidak sedikit.
Sama halnya seperti Wisata Blawong Riverside Tubing. Wisata yang terletak di Dusun Blawong Satu, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul ini juga terkena dampak pandemik, maka terpaksa ditutup sementara. Salah satu sebab lainnya terlebih wisata ini identik dengan wisata untuk anak-anak, sehingga memang harus memiliki pengawasan yang lebih baik.
Wisata yang dulunya adalah saluran irigasi yang banyak sampah dirubah wajahnya sehingga bisa menjadi salah satu wisata air yang banyak dikunjungi. Wisata ini merupakan ide cemerlang dari pemuda-pemuda Dusun Blawong dengan memanfaatkan potensi di sekitarnya. Irigasi yang dulunya menjadi momok bagi masyarakat sekitar, karena penuh dengan sampah, kini dirubah menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Hal ini bukan hanya mengangkat nama Dusun Blawong sendiri, tetapi juga memberikan dampak secara ekonomis. Terbukti dengan beberapa warga yang memanfaatkan dengan berjualan di sekitarnya. Namun, sayangnya kegiatan ini harus terhenti selama masa pandemik, yang tentunya juga mengurangi pendapatan masyarakat sekitar.
Dengan adanya izin dari pemerintah Yogyakarta untuk membuka kembali tempat wisata pada awal Juli kemarin, menjadi angin segar bagi masyarakat Blawong sendiri. Hal ini tentunya tetap mensyaratakan aturan protokol dari pemerintah. Di saat bersamaan, terdapat KKN angkatan 102 UIN Sunan Kalijaga yang sedang melaksanakan pengabdian sebagai mahasiswa.
Kelompok KKN angkatan 102 Kelompok 184 di Blawon beranggotakan Doni Alfianto, A.M. Ilham Bolkiah, Putri Indah Melati, Lathifah Aini, St Nurhaliza dari Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Ahmad Labib Mundzir dari Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM), Amelia Putri Wardanidari dan Muhammad Muizzudin dari Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) serta M. Fahrur Rozi dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (FADIB).
Salah satu program unggulan dari kelompok ini yaitu melakukan pemulihan kembali tempat wisata. Bersama dengan pemuda Blawong, mahasiswa KKN 102 melakukan kegiatan lomba mural untuk memperindah tempat dan juga menarik minat wisatawan untuk datang ke lokasi wisata.
Selain itu, penerapan protokol diatur sedemikian rupa agar tetap menjaga kondusifitas dan keamanan di wisata ini. Secara bahu membahu dan diskusi saling tukar pikiran, kegiatan ini sukses dilaksanakan pada Jumat hingga Minggu, 14-16 Agustus 2020. Kegiatan ini juga sebagai penyemarak dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75.
Selain program pemulihan wisata, Mahasiswa KKN juga tergerak untuk meningkatkan pendidikan dengan cara mengisi waktu anak-anak untuk belajar bersama. Selain memang karena sekolah sedang dirumahkan sementara. Hal ini juga membantu anak-anak tetap mendapatkan materi sekolah. Tentunya pertemuan diatur sesuai dengan protokol, seperti mengatur jadwal pertemuan, penggunaan masker, handsanitizer, mengatur jarak duduk dan lain-lain.
Selain materi pelajaran yang diberikan, kegiatan ini juga diisi dengan ilmu keagamaan. Anak-anak sangat antusisas dan hal ini sangat diapresiasi oleh para orang tua. Hal ini juga sebagai langkah sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam pentingnya gaya hidup sehat serta pencegahan penularan Virus Corona.
Sesuai dari arahan pembimbing KKN 102 di Desa Blawong, Ibu Nur Afni Khafsoh, S.Sos.I., M.Sos, kegiatan yang dilakukan harus mengutamakan protokol pemerintah dan sesuai pada asesmen lapangan. Selanjutnya, program-program yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat agar tepat sasaran.
Komunikasi antara mahasiswa dan warga merupakan kunci suksesnya kegiatan, serta agar muncul kepaduan dan kesalingan dalam pemberdayaan. Peran serta mahasiswa dan masyarakat setempat, menjadi kesatuan yang terintegrasi. Sehingga, program dapat terlaksana dengan baik, mampu memberi perubahan yang lebih baik bagi masyarakat setempat dan memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa.
Nur Afni Khafsoh, S.Sos.I., M.Sos
Dosen Sosiologi Agama – UIN Sunan Kalijaga