Penulis: Kusnadi Nur Alim
Ada hal bagus yang ditulis dalam buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”. Tulisan itu terletak pada paragraph pertama pada awal buku ini yang berbunyi: “Buku ini tidak ditulis untuk mendapatkan simpati atau meminta setiap orang suka kepadaku, agar dapat menambah pengertian yang lebih baik tentang Soekarno dan dengan itu menambah pengertian yang lebih baik terhadap inndonesia tercinta”.
Buku “Soekarno Penyambung Lidah Rakyat” adalah buku yang pertama kali terbit pada tahun 1966. Buku ini juga merupakan terjemahan dari buku yang berjudul “Soekarno: an Autobiography as told to Cinndy Adam”. Pertama kali diterbitkan oleh The bobbs-merril Company, Inc, New York, pada tahun 1965.
Baca juga: Apa yang Lebih Gersang, Feminisme atau Ilmu Ekonomi?
Penulis buku ini adalah Cindy Adam. Beliau adalah wartawan dari negara Amerika serikat. Bisa dibilang juga ketika Cindy Adam mau menuliskan buku ini, beliau merasakan kesulitan dikarenakan sosok Bung Karno adalah sosok yang sulit untuk diwawancarai guna menuliskan buku ini. Tetapi semuanya bisa dikerjakan oleh Cindy Adam ketika Presiden RI yang pertama memiliki kesan tersendiri, “dia adalah penulis tercantik yang pernah kutemui.
Soekarno adalah salah sosok pahlawan kemerdekaan bagi Negara Indonesia. Beliau juga mendapatkan julukan Bapak Proklamator. Bung Karno lahir di Kota Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901.
Baca juga: Di manakah Posisi Rakyat dalam Pembangunan?
Soekarno Putra Fajar adalah sebutan dari sang Ayah untuk Soekarno. Sebutan itu lahir dikarenakan Soekarno lahir pada waktu fajar hari menjelang subuh. nama pertamanya adalah Koesno Sosrodiharjo. Karena sering mengalami sakit, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno.
Ada dua suku kata pada nama Soekarno. pertama “Soe” yang artinya baik, dan kedua adalah “Karno” yang diambil dari nama panglima perang dalam kisah Baratayudha yaitu Karna. Belliau merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Kedua orang tua Soekarno bertemu pada saat sang bapak menjadi Guru di Bali.
Baca juga: Mutiara Hitam yang Mendewasakan Peradaban Kita
Begitu banyak buku biografi di Dunia ini. Kebanyakan dari mereka atau hampir semuanya berisi tentang biografi tokoh tokoh yang telah sukses besar di bidangnya masing masing. Oleh karena itu, jalan hidup mereka di muat dan ditulis dalam sebuah buku biografi, entah itu ditulis sendiri oleh pelaku ataupun orang lain. Buku biografi memiliki tujuan untuk memotivasi para pembaca agar menjadi pribadi yang hebat atau sekedar untuk memantaskan diri dan mempersiapkan diri minimal seperti tokoh yang dibaca.
Bukan sembarang tokoh bisa memiliki suatu biografi bahkan hingga diabadikan dalam sebuah buku. Oleh karena itu, begitu banyak manfaat kehidupan yang bisa kita ambil dari membaca buku biografi. Kali ini saya akan mengulas mengenai buku biografi yang begitu penting, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Yaitu buku biografi Bung Karno Sang Proklamator kita.
Baca juga: Artefak dan Mitos yang Selalu Didengungkan?
Mengulas tentang kehidupan beliau memang seru dan tiada habisnya. Entah itu kita bersudut pandang secara subjektif maupun objektif, karena begitu rumit dan kerasnya jalan beliau dalam proses menjadi pemimpin rakyat Indonesia, menjadi penyambung lidah rakyat Indonesia. Buku yang diterbitkan oleh yayasan Bung Karno yang diketuai oleh anak beliau sendiri yaitu Guntur Soekarno Putra dan buku ini adalah hasil wawancara Cindy Adams Jurnalis Amerika.
Dari segi struktur buku ini menurut saya begitu terstruktur karena benar benar menceritakan secara runtut mengenai kehidupan Bung Karno, bahkan bisa dibilang kalau buku ini sebenarnya ditulis langsung oleh Bung Karno namun lewat tangan Cindy Adams. Mengapa demikian? Karena isi dari buku ini begitu nyata bahkan seperti sedang mendengarkan cerita langsung dari Bung Karno. Hal inilah yang menjadi kelebihan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Perasaan ngobrol langsung dengan Bung Karno membawa suasana menegangkan, seru dan serasa tersayat-sayat hati ini saat membaca cerita perjuangan rakyat Indonesia demi meraih kemerdekaannya.
Baca juga: Di manakah Posisi Rakyat dalam Pembangunan?
Banyak yang berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia meski tidak sepenuhnya adalah hasil pemberian Jepang. Namun semua opini tersebut dibantah melalui untaian-untaian cerita sejarah perjuangan menurut yang disampaikan oleh Bung Karno. Buku ini juga selain menjadi refleksi kepribadian Bung Karno yang bisa kita ambil hal hal yang baik dari beliau sekaligus menjadi referensi tentang sejarah perjuangan Indonesia dipandang dari sudut pandang Bung Karno.
Memang betul buku ini banyak memuat sudut pandang secara subjektif semata dari pikiran Bung Karno. Karena memang buku ini membahas tentang kehidupan beliau di masa lampau, jadi memang menjadi sebuah kemakluman bahwa ada beberapa yang tidak termuat dalam buku ini, semisal penyinggungan lebih mengenai PKI dan gerakannya. Di buku ini hanya termuat bantahan bahwa Bung Karno adalah PKI termasuk alasan detailnya. Akan tetapi tak mengisahkan banyak mengenai PKI yang dalam cerita sejarah dulu berhubungan baik dengan beliau. Kita semua mencoba maklum tentang hal tersebut karena mungkin kisah kisah tersebut begitu menyakitkan untuk diceritakan.
Baca juga: Merdeka 100% dari Pandemi dan Tirani
Terlepas dari semua itu, secara keseluruhan buku ini adalah bacaan yang sangat direkomendasikan bagi masyarkat Indonesia terutama untuk lebih mengenal siapa Presiden pertama kita ini. Pendidikan sejarah dan kepemimpinan lewat buku sangat baik bagi generasi muda agar ‘JAS MERAH” saat suatu bangsa lupa akan sejarahnya maka bangsa tersebut akan mudah untuk dijatuhkan.
Judul Buku : “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”
Pengarang : Cindy Adams (hasil wawancara)
Penerbit : Yayasan Bung Karno- Media Pressindo
Tahun terbit dan cetakan : edisi revisi cetakan ketiga 2014